JEJAK SANG GURU 25
BAB 29: Menunggu Kabar dari Kota
Beberapa hari setelah pertemuan dengan kepala madrasah, Pak Ustaz berangkat ke kota untuk menghadap ke kantor Kementerian Agama. Kepergiannya membuat suasana di madrasah terasa berbeda.
Hasan terus merasa gelisah. Ia tidak bisa membayangkan madrasah tanpa Pak Ustaz.
"Menurutmu, Pak Ustaz akan bisa tetap di sini?" tanya Jamal saat mereka berjalan pulang sekolah melewati kebun seperti biasa.
Hasan menghela napas. "Aku tidak tahu, Jamal. Tapi aku berharap Kementerian Agama mau mempertimbangkan permintaan kita."
Hari berganti hari, dan akhirnya, pada suatu sore, seorang anak berlari menuju madrasah dengan wajah penuh kegembiraan.
"Pak Ustaz sudah pulang!" teriaknya.
Mendengar kabar itu, Hasan dan teman-temannya langsung berlari menuju rumah Pak Ustaz.
Pak Ustaz tersenyum melihat kedatangan anak-anak. "Kalian pasti ingin tahu hasilnya, ya?"
Hasan mengangguk cepat. "Iya, Ustaz! Apakah Ustaz bisa tetap mengajar di sini?"
Pak Ustaz menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Alhamdulillah, setelah berbicara panjang dengan pihak kementerian, mereka akhirnya mengizinkan saya untuk tetap di desa ini."
Suasana langsung pecah dengan sorak-sorai.
"Tapi ada satu syarat," lanjut Pak Ustaz.
"Apa itu, Ustaz?" tanya Umar.
"Saya harus membantu mengembangkan madrasah ini. Saya diberi kepercayaan untuk menjadikannya lebih maju."
Hasan dan teman-temannya saling berpandangan.
"Kalau begitu, kami siap membantu, Ustaz!" kata Hasan penuh semangat.
Hari itu menjadi salah satu hari paling bahagia bagi Hasan dan anak-anak di madrasah.
Komentar
Posting Komentar